Uncategorized

SURABAYA –Kebutuhan pendidik bahasa asing, terutama Bahasa Mandarin, cukup besar. Bukan saja sejumlah kampus yang memerlukan tenaga dosen, TK, SD, SMP hingga SMA juga memerlukan tenaga pendidik.

Universitas Negeri Surabaya (Unesa) yang memiliki prodi Bahasa Mandarin merespons kebutuhan tenaga pendidik Bahasa Mandarin. Karena keberadaan prodi Bahasa Mandarin di Unesa atas penunjukan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), kampus yang dulunya bernama Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) ini menargetkan untuk menambah jumlah lulusan. Konsekuensinya, tenaga pengajar di kampus harus ditambah untuk mengimbangi kuota mahasiswa yang banyak.

Salah satu upaya yang dilakukan Unesa adalah kerja sama dengan sejumlah kampus yang memiliki prodi Bahasa Mandarin. Salah satunya, Universitas Widya Kartika (Uwika) Surabaya. “Rektor Unesa (Prof Warsono) baru mendatangi kampus Uwika. Intinya, ingin ada kerja sama antara Unesa dan Uwika dalam pengelolaan prodi Bahasa Mandarin. Dalam waktu dekat, kerja sama akan dituangkan dalam nota kerja sama,” tutur Rektor Uwika Murpin Josua Sembiring kemarin. Murpin menyebut, prodi Bahasa Mandarin di Unesa atas kehendak Kemenristekdikti.

Untuk menyiapkan lulusan, kedua kampus sepakat menggarap program bersama. “Prodi Mandarin Uwika targetnya menghasilkan lulusan sebagai pengajar Bahasa Mandarin. Unesa juga demikian. Jadi, kepentingannya sama,” tandas Murpin. Wujud kerja sama nantinya, kata Murpin, Uwika bisa mengirimkan dosennya ke Unesa untuk mengajar Bahasa Mandarin. Selain itu, ada program pertukaran mahasiswa serta dosen. Termasuk kegiatan bersama dua kampus.

“Selama ini dosen dan lulusan prodi Bahasa Mandarin Uwika juga mengajar Bahasa Mandarin di Universitas Brawijaya (UB), Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), dan sejumlah sekolah bahasa. Lulusan Uwika juga mengajar di TK, SD, SMP, dan SMA,” rincipria berkacamataini. Sementara itu, Prodi Bahasa Inggris Universitas Katholik Widya Mandala Surabaya (UKWMS) kemarin siang hingga tadi malam menggelar Gemerlap Selebrasi Budaya English Olympiads 2017.

Ketua Jurusan Prodi Bahasa Inggris Hady Sutrisno Winarlim mengatakan, ketika membicarakan mengenai masyarakat, budaya tidak boleh luput dari pembahasan. Pasalnya, budaya merupakan salah satu faktor atas lahirnya peradaban sekaligus menguatkan keterikatan antarmasyarakat. “Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki budaya yang amat beragam dan sebagai warga negara Indonesia, sudah wajib hukumnya bagi kita untuk bisa memahami keberagaman tersebut. Paling tidak, secara garis besar,” kata Hady.

 

Sumber : http://koran-sindo.com/

Leave a Comment